Analisis Fundamental Cakra Buana Resources Energi (CBRE): Memahami Kinerja dan Prospek Perusahaan

Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) merupakan perusahaan yang bergerak di sektor energi, dengan fokus utama pada eksplorasi dan pengolahan sumber daya alam.

Sebagai bagian dari industri yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas dan regulasi pemerintah, CBRE menghadapi tantangan yang tidak sedikit dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Melalui artikel ini, kita akan membahas analisis fundamental CBRE, yang mencakup berbagai indikator kunci seperti pendapatan, laba bersih, rasio-rasio keuangan, dan lainnya, untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai kinerja dan prospek masa depan perusahaan ini.

Pendapatan dan Laba Bersih Cakra Buana Resources Energi Tbk

Pendapatan (Revenue): Rp68,76 miliar (TTM)

Pendapatan Cakra Buana Resources Energi Tbk menunjukkan angka yang cukup signifikan dengan total Rp68,76 miliar (Trailing Twelve Months atau TTM).

Namun, dalam konteks industri energi yang sangat bergantung pada harga komoditas global, pendapatan ini harus dilihat lebih jauh dalam kaitannya dengan biaya produksi dan laba yang dihasilkan.

Laba Bersih (Net Income): -Rp52,27 miliar (TTM)

Meskipun perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan yang cukup tinggi, laba bersih yang tercatat adalah negatif sebesar Rp52,27 miliar.

Ini menunjukkan adanya tantangan besar dalam efisiensi operasional dan pengelolaan biaya. Laba negatif ini tentu memengaruhi persepsi pasar terhadap prospek jangka panjang CBRE.

EPS (Earnings Per Share): -Rp11,52 (TTM)

Dengan laba bersih yang negatif, Earnings Per Share (EPS) CBRE juga tercatat negatif sebesar -Rp11,52.

Ini mencerminkan bahwa setiap saham yang dimiliki oleh investor tidak menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, yang tentunya menjadi perhatian bagi pemegang saham.

Rasio Keuangan yang Menarik Perhatian

P/E Ratio (Price-to-Earnings): -136,3x

Rasio P/E yang sangat rendah ini menunjukkan bahwa CBRE belum mampu menghasilkan laba yang konsisten.

Angka negatif pada P/E Ratio menunjukkan kerugian yang dialami perusahaan, yang tentunya menjadi indikator kurang sehat bagi investor yang mempertimbangkan potensi pertumbuhan saham.

P/S Ratio (Price-to-Sales): 103,6x

Rasio P/S yang tinggi ini mengindikasikan bahwa meskipun perusahaan memiliki pendapatan yang cukup tinggi, valuasi pasar terhadap saham perusahaan ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan penjualannya.

Hal ini bisa berarti pasar mengantisipasi adanya potensi peningkatan pendapatan yang signifikan di masa depan, namun dengan risiko yang tinggi.

Margin Laba Kotor (Gross Margin): -3,10%

Margin laba kotor negatif ini menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami kerugian dalam aktivitas operasional utama mereka.

Artinya, biaya produksi lebih besar dari pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk dan jasa mereka.

Margin Laba Bersih (Net Profit Margin): -76,01%

Dengan margin laba bersih yang sangat rendah, CBRE harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap struktur biaya dan efisiensi operasionalnya.

Margin yang negatif ini menandakan bahwa perusahaan tidak mampu mengubah pendapatan menjadi laba bersih yang menguntungkan.

Kinerja Keuangan dan Likuiditas

ROA (Return on Assets): -5,33%

Rasio Return on Assets (ROA) yang negatif ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak efektif dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan keuntungan.

Hal ini menjadi indikasi bahwa CBRE perlu meninjau kembali cara pengelolaan aset mereka untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

ROE (Return on Equity): -36,16%

Rasio Return on Equity (ROE) yang sangat negatif ini menandakan bahwa perusahaan mengalami kerugian yang signifikan dibandingkan dengan ekuitas yang ditanamkan oleh para pemegang saham.

Ini bisa menjadi sinyal buruk bagi investor yang menginginkan keuntungan jangka panjang.

DER (Debt-to-Equity Ratio): 137%

Rasio DER yang cukup tinggi ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki utang yang cukup besar dibandingkan dengan ekuitasnya.

Meskipun tidak terlalu berisiko dalam tingkat utang, perusahaan harus berhati-hati dalam mengelola kewajiban keuangan agar tidak meningkatkan beban finansial mereka.

4. Arus Kas dan Posisi Keuangan

Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow): Rp2,1 miliar (Q2 2025)

Arus kas operasi yang positif sebesar Rp2,1 miliar menunjukkan bahwa meskipun perusahaan menghadapi kerugian dalam hal laba bersih, mereka masih dapat menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasional.

Hal ini memberikan sedikit harapan bagi perusahaan dalam hal likuiditas.

Arus Kas Bebas (Free Cash Flow): Rp1,98 miliar (Q2 2025)

Free cash flow yang positif menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kemampuan untuk menghasilkan kas setelah memperhitungkan pengeluaran untuk investasi, yang penting dalam menjalankan operasional dan membayar kewajiban finansial.

Total Aset (Total Assets): Rp340,72 miliar (Q2 2025)

Dengan total aset yang cukup besar, CBRE memiliki pondasi keuangan yang cukup solid meskipun ada kerugian dalam operasional.

Namun, perusahaan harus mengelola aset ini secara lebih efisien agar dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.

Total Liabilitas (Total Liabilities): Rp101,31 miliar (Q2 2025)

Total liabilitas yang cukup besar ini menunjukkan bahwa CBRE memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat.

Meskipun liabilitas ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan total aset, perusahaan tetap harus berhati-hati dalam mengelola utang.

Kinerja Saham dan Volatilitas

Harga Saham Saat Ini (Current Stock Price): Rp1.570

Dengan harga saham yang cukup terjangkau, CBRE bisa menjadi pilihan bagi investor yang ingin membeli saham dengan harga rendah, meskipun ada risiko tinggi yang harus dipertimbangkan.

Harga Tertinggi 52 Minggu (52-Week High): Rp2.000

Harga tertinggi saham perusahaan ini pada 52 minggu terakhir adalah Rp2.000, menunjukkan bahwa ada potensi kenaikan harga saham jika perusahaan berhasil memperbaiki kinerjanya.

Harga Terendah 52 Minggu (52-Week Low): Rp18

Dengan harga terendah yang sangat rendah di Rp18, saham CBRE menunjukkan volatilitas yang sangat tinggi.

Hal ini membuat investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan risiko yang terkait dengan fluktuasi harga saham yang ekstrem.

Beta Saham (Stock Beta): 4,69 (tinggi volatilitas)

Beta saham yang tinggi ini menandakan bahwa saham CBRE sangat volatile dan dapat mengalami fluktuasi harga yang signifikan dalam waktu singkat.

Investor harus siap menghadapi risiko besar jika memilih untuk berinvestasi di saham ini.

Kinerja Saham 1 Tahun (1-Year Stock Performance): +7.376,19%

Kinerja saham yang luar biasa positif dalam satu tahun terakhir mencerminkan adanya harapan pasar terhadap potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan, meskipun kinerjanya saat ini sedang menghadapi tantangan besar.

Kesimpulan

Analisis fundamental Cakra Buana Resources Energi Tbk menunjukkan bahwa meskipun perusahaan memiliki potensi dalam sektor energi, mereka menghadapi tantangan besar dalam hal profitabilitas dan efisiensi operasional.

Dengan pendapatan yang cukup signifikan, namun diimbangi dengan kerugian bersih yang besar, perusahaan perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah biaya dan meningkatkan kinerja operasional.

Meskipun ada arus kas yang positif dan aset yang cukup besar, tingkat utang dan rasio P/E yang sangat negatif harus menjadi perhatian serius bagi investor.

Ke depan, investor perlu mempertimbangkan volatilitas harga saham yang tinggi dan potensi pertumbuhan yang masih penuh tantangan.

Meskipun ada prospek positif dalam jangka panjang, investor harus siap menghadapi risiko besar yang mungkin muncul dalam perjalanan perusahaan.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan P/E Ratio yang negatif?

P/E Ratio yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan saat ini tidak menghasilkan laba bersih, bahkan mengalami kerugian.

Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sedang dalam fase yang penuh tantangan dalam mengelola biaya dan pendapatan.

Apakah saham Cakra Buana Resources Energi Tbk layak untuk investasi?

Investasi di saham ini perlu dilakukan dengan hati-hati karena tingginya volatilitas harga saham dan kerugian yang dialami perusahaan.

Namun, bagi investor yang memiliki toleransi risiko tinggi, saham ini bisa menjadi pilihan dengan harapan adanya pemulihan di masa depan.

Bagaimana arus kas operasional CBRE?

Meskipun perusahaan mengalami kerugian dalam laba bersih, arus kas operasional perusahaan masih positif, menunjukkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan kas dari kegiatan operasional yang bisa digunakan untuk investasi dan membayar kewajiban.

Apa dampak dari rasio DER yang tinggi bagi CBRE?

Rasio DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan ekuitasnya.

Hal ini meningkatkan risiko finansial perusahaan, terutama jika mereka tidak dapat menghasilkan keuntungan yang cukup untuk membayar kewajiban utang.

Tinggalkan komentar